PROFIL PENYAKIT DIARE PADA BAYI YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RSUD MATARAM TAHUN 2007
Abstract
Latar belakang: Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar di antara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Berdasarkan hasil rekapitulasi tahun 2007, diare merupakan salah satu jenis penyakit terbanyak dari berbagai macam penyakit yang terjadi pada balita yang ada di RSUD Mataram.
Tujuan penelitian: Mengidentifikasi sebaran seks/jenis kelamin bayi penderita diare; Mengidentifikasi sebaran usia bayi penderita diare; Mengidentikasi sebaran tipe/jenis diare yang terjadi pada bayi penderita diare; Mengidentifikasi sebaran jenis terapi yang diberikan pada bayi penderita diare; Mengidentifikasi proporsi pemakaian jenis antibiotik pada pasien penderita diare.
Metode: Penelitian ini merupakan suatu penelitian non eksperimental yang dirancang secara deskriptif, dengan data yang diambil dengan cara retrospektif. Bahan penelitian berupa data sekunder (catatan rekam medik) pasien yang menderita diare pada tahun 2007. Data ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram, meliputi: sebaran jenis kelamin pasien, sebaran umur pasien, sebaran jenis diare, jenis terapi, prevalensi pemakaian jenis antibiotik.
Hasil: Dari sebanyak 299 sampel bayi usia 0-1 tahun, jenis kelamin terbanyak yang menderita diare yaitu jenis kelamin laki-laki (59,9 %), usia diatas 28 hari-1 tahun adalah usia yang paling banyak menderita diare (95,7 %), jenis diare terbanyak adalah jenis diare ringan-sedang dengan frekuansi 192 kasus (84,6 %), sedangkan yang paling rendah yaitu 8 kasus (3,5 %) dengan jenis berat, jenis terapi utama yang diberikan adalah infus (91 %), oralit (69,5 %) dan antibiotik (71,6 %). Sedangkan untuk terapi dengan frekuesi yang rendah yaitu antidiare (4 %), antiinflamasi (29,4 %), depresan (6 %), antimuntah (9 %) dan oksigen (3,7 %), sedangkan untuk jenis antibiotik terbanyak yang digunakan berturut-turut yaitu Ampisilin dengan jumlah pasien yang diberi sebanyak 178 (59,5 %), Gentamisin sebanyak 51 (17,1 %), Kotrimoksazol sebanyak 26 (8,7 %), Kloramfenikol sebanyak 17 (5,7 %), Sefotaksim sebanyak 13 (4,3 %), Seftriakson sebanyak 7 (2,3 %), Amoksisilin 5 (1,7 %), dan yang terendah yaitu Metronidazol dengan jumlah pasien yang diberi hanya sebanyak 1 bayi saja (0,3 %).
All articles published in Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan are licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial 4.0 International license, this license allows anyone to compose, improve, and create derivative works for non-commercial purposes. in Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan is recognized as the original publisher, and a link to the license is provided. Changes must also be indicated.
Copyright and publishing rights to articles are held by their respective authors, without limitation. However, a non-exclusive license is granted to Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan to publish the article and identify itself as the original publisher.
By submitting to Jurnal Kedokteran: Media Informasi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan the authors acknowledge that any third party may use their articles to the extent permitted by the CC BY -NC 4.0 license, if their articles are published.